
Writer: Eduart Dumoli Sitompul
Editor: Fitria Handayani
Di era modern ini, isu tentang lingkungan hidup semakin menjadi perhatian dunia. Pemanasan global, penumpukan sampah, dan berkurangnya ruang hijau menjadi masalah nyata yang perlu disadari sejak dini oleh generasi muda. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada peserta didik. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal tersebut adalah melalui pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PJBL).
Metode PJBL merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kegiatan proyek nyata yang relevan dengan kehidupan siswa. Melalui proyek, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga berlatih berpikir kritis, berkolaborasi, dan menemukan solusi terhadap masalah di sekitar mereka.
Di SMP Negeri 136 Jakarta, metode PJBL diterapkan pada tema “Rumah Ramah Lingkungan”. Tema ini dipilih karena dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan menjadi cara menarik untuk menanamkan nilai peduli lingkungan. Dalam kegiatan ini, siswa diajak untuk merancang model rumah yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan bekas dan prinsip hemat energi.
Kegiatan dimulai dengan diskusi bersama guru mengenai masalah lingkungan di rumah masing-masing, seperti penggunaan listrik berlebihan, pengelolaan sampah, dan penggunaan air bersih. Dari hasil diskusi tersebut, siswa diarahkan untuk mencari solusi yang bisa diterapkan dalam rancangan rumah ramah lingkungan.
Selanjutnya, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok merancang dan membuat miniatur rumah ramah lingkungan menggunakan bahan daur ulang seperti kardus, botol plastik, dan kertas bekas. Mereka juga menambahkan ide-ide kreatif, misalnya penggunaan panel surya dari bahan simulasi, taman kecil untuk penghijauan, atau sistem pengelolaan air hujan sederhana.
Setelah proyek selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas. Dalam sesi ini, siswa belajar menyampaikan gagasan, bekerja sama, dan menghargai pendapat teman. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan memberikan umpan balik terhadap ide serta proses kerja siswa.
Kegiatan PJBL dengan tema Rumah Ramah Lingkungan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Mereka terlihat antusias dan lebih peka terhadap isu lingkungan di sekitarnya. Banyak dari mereka yang mulai menerapkan kebiasaan baru di rumah, seperti mematikan lampu saat tidak digunakan, membawa botol minum sendiri, dan memilah sampah.
Selain itu, kegiatan ini juga mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Lingkungan sekolah pun ikut berubah — siswa menjadi lebih sadar untuk menjaga kebersihan kelas dan taman sekolah. Guru melihat bahwa pembelajaran berbasis proyek tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan tanggung jawab sosial siswa.
Melalui penerapan metode Project Based Learning dengan tema Rumah Ramah Lingkungan, SMP Negeri 136 Jakarta berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Siswa tidak hanya memahami konsep pelestarian lingkungan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata.
